Terkadang angin sebagai sahabat sejati tak pernah ada
Tahukah kau pohon, peneduh jiwa yang hampa harus rela
berjuang dalam duka?
Kuncupan bunga telah layu akan dirimu menjadi bias malam silih berganti mempertunjukan kehebatannya
Aku tahu tepian pantai yang tak bergelombang tak menyimpan
gemuruh hanyalah mimpi sesaat yang palsu
Haus akan luka lama, dan mencoba bergerombol mencari luapan air yang sejuk teramat sulit bagiku
Semoga diri ini baik bagimu meneguk rangsamu akan angin yang
berbicara halus